Jumat, 09 Maret 2012

Sadako Sasaki

Pernah ngebayangin gak, kalian lagi nonton tengah malam dan tiba-tiba ada sosok perempuan berpakaian putih dengan rambut panjang yang terurai keluar dari TV. atau lagi jalan-jalan terus kalian pada ngeliat ada sumur tua dan tiba-tiba ada cewek merangkak keluar dari sumur?panik pasti menyeramkan sekali bukan ?? shock


eits, tapi tunggu dulu. aku bukan mau ngebahas tentang sadako yang menyeramkan. tapi aku mau ngebahas tentang kehidupan si hantu sumur ini semasa dia hidup dan taukah kalian, Sadako Sasaki tak seseram yang kalian tonton di film "The Ring" loh.cool
Oke, lebih baik langsung baca ada deh. . hmm




History

Sadako Sasaki (7 Januari 1943 – 25 Oktober 1955) adalah seorang gadis Jepang yang tinggal di dekat jembatan Misasa di Hiroshima, Jepang. ketika itu tengah dijatuhi bom atom yang jatuh di Hiroshima. Sadako baru berumur dua tahun pada 6 Agustus 1945 ketika ia menjadi korban dari bom atom tersebut.

Pada saat ledakan itu Sadako sedang berada didalam rumah, sekitar 1 mil dari titik ledakan bom. Pada Januari 1955, bintik-bintik ungu sudah mulai terbentuk dan menjadi gumpalan yang membesar. Kemudian, dia didiagnosis dengan leukemia sebagai penyakit yang dideritanya, penyakit itu kemudian disebut sebagai “Sebuah Penyakit Bom Atom”. Pada tanggal 3 Agustus 1955, Chizuko Hamamoto, teman terbaik Sadako datang ke rumah sakit untuk mengunjungi dan memberi sebuah origami dari kertas yang dibuat menjadi Crane. Pada awalnya Sadako tidak mengerti mengapa Chizuko melakukan hal ini, kemudian Chizuko memberitahu cerita tentang karya cranes. Lalu dia mulai membuat crane sendiri sejak dia mendengar cerita itu, Orang Jepang dahulu mengatakan bahwa orang yang bisa membuat 1000 cranes akan mendapat apa yang diinginkannya.

Versi cerita yang populer di Jepang adalah bahwa ia tidak berhasil membuat 1000 cranes dari tujuan awalnya, dia hanya memiliki 644 lipatan sebelum dia mati. Temannya yang berhasil menyelesaikan 1000 crane dikuburkan bersama dengan Sadako.

Sedangkan versi lain menyebutkan bahwa pada akhir Agustus 1955 Sadako telah mencapai tujuan itu dan terus melipat cranes sampai dia mati. Cerita ini berasal dari buku Sadako dan Ribuan Kertas Cranes, sebuah pameran yang muncul di Hiroshima Peace Memorial Museum.

Walaupun dia memiliki banyak waktu luang selama dia di rumah sakit untuk membuat cranes, ia tidak punya cukup kertas untuk membuat 1000 crane tersebut. Dia mendapat kertas dengan cara pergi ke kamar pasien lain untuk meminta bekas kertas hadiah yang sudah tidak digunakan lagi dan temannya, Chizuko yang selalu membawakan kertas setiap hari sepulang dari sekolah untuk Sadako.

Selama waktunya di rumah sakit itu kondisinya semakin memburuk. Sekitar pertengahan Oktober, kaki kirnya bengkak dan berubah menjadi ungu. Dengan keluarga disekelilingnya Sadako meninggal pada pagi 25 Oktober 1955.

patung Sadako Sasaki didepan Peace Memorial Park di Hiroshima

Setelah matinya, teman-teman Sadako menerbitkan kumpulan surat-surat dalam rangka untuk membantu mengumpulkan dana untuk membangun kembali Hiroshima dan peringatan kepada semua anak-anak yang telah mati dari akibat bom atom. Pada 1958, sebagai simbol dari dampak dari perang nuklir itu dibuatlah sebuah patung Sadako Sasaki yang dibuat didepan Peace Memorial Park di Hiroshima. Dia dan semua anak-anak yang dibunuh oleh bom atom itu menyertakan sebuah surat yang diukir pada ukiran batu yang bertuliskan “Ini adalah teriakan kami, ini adalah doa kami untuk perdamaian di dunia.”.

Di cerita itu dikatakan di beberapa sekolah di Jepang mendedikasikan satu hari dalam setahun, yaitu pada 6 Agustus sebagai hari "Perdamaian Tahunan" untuk mengenang Sadako Sasaki dan orang-orang yang telah menjadi korban dari bom Hiroshima. Setiap hari peringatannya, cranes terus dibuat oleh anak-anak dari seluruh Jepang dengan harapan untuk perdamaian.

Cerita Dari Sadako Dalam Budaya Populer


Cerita Sadako menjadi dekat dengan banyak sekolah di seluruh dunia. melalui novel The Day of the Bomb (1961) oleh penulis Austria, Karl Bruckner serta "Sadako and Thousand Paper Cranes" oleh Eleanor Coerr yang pertama kali diterbitkan pada 1977. Sadako juga disebutkan dalam sejarah kehidupan anak-anak dan korban yang selamat dari bom Hiroshima oleh Robert Junk's. Ceritanya terus menjadi inspirasi untuk jutaan harapan bagi perdamaian abadi di dunia.

sumber : Forum Anime For Minna

gimana? sadako gak seseram yang dilihat kan ? . . hmm
Terima kasih udah singgah nunduk

6 komentar:

  1. media tuh lebay. macem sadako yang padahal ga serem tapi diserem-seremin.

    tapi mau gimana, selera pasar membuktikan bahwa mereka (penikmat media) menyukai hal2 yang berbau horor, jadinya kesempetan deh buat pemilik medianya untuk memproduksi sesuai selera pasarnya itu xp

    BalasHapus
    Balasan
    1. benar sekali ka, media terlalu berlebih-lebihan =3=
      tapi ya terlanjur imej sadako yang menyeramkan lebih dikenal daripada imej-nya yang gak menyeramkan ini xD

      Hapus
  2. ooh begitu ya cerita sadako yg asli,

    mungkin sadako yg versi hantu itu hanya cerita fiksi, maksudnya cerita hantu yg namanya saja sama (sadako), heu, jadi mungkin sadako yg dimaksud berbeda :)

    BalasHapus
  3. baru tau ceritanya sadoko sasaki.... gak ada seremnya ya..

    BalasHapus
  4. begitulah yg sebenarnya media lakukan. bener kata pina. sama dengan acara2 ga bermutu yg ditayangin televisi kita. semua itu didongkrak karna rating.

    tapi mungkin banyak pihak yg melihat peluang bisnis dibalik kisah sadako ini. ternyata ga seperti kenyataannya ya.

    BalasHapus
  5. tapi bagi ku, lebih seru sadako yang versi serem. hahaha :D

    BalasHapus